Teras

Senin, 20 Februari 2012

Halaman

sebelum kamu pergi, aku menanam beberapa tanaman di halaman:

Kangkung
ia adalah batang kecil yang bermimpi setinggi kemangi
bermimpi menjadii raja di ladang yang ditumbuhi rindu yang tak pernah sembuh
hidupnya ceria, tangkas, dan seolah-olah sadar betul
bahwa suatu hari ia akan menjadi penawar racun paling masyur

daun kangkung seperti dirimu yang terus tumbuh
melalang, menubuh, menemukan matahari yang belum sempat terbit
dari balik putik masa depanmu yang lentik

Kemangi
setengah ladang dipenuhi bunganya yang gugur
bersamaan dengan harihari yang terlahir sendiri

kemangi adalah awanawan yang melarikan diri
dan bosan menurunkan hujan,
mereka tahu aku sedang menunggu kemarau pertama
saat kemangi menggugur-gugurkan dirinya
yang berisi kamu

Bayam
tidak pernah Amaranthus tidak menegurku
setiap pagi, saat air dari ember yang aku bawa
juga menegur mereka.

ia anak yang manja. tak mau makan, ingin terus bermain.

besok, aku berencana membawa ia ke pada kamu
sebab kamu yang paling tahu bagaimana
menaklukkan batu dan anak yang manja
seperti aku dulu.


2012

Minggu, 19 Februari 2012

Perihal Memori

(1)
rindu selalu kembali di tempat ia bertemu

seperti perahu yang pergi melaut
dan anakanak ombak yang menyusu ibu

seperti tugu yang satu
tempat pertemuan bertemu disimpang empat
dan malam menjajakan lampulampu

ada lagu yang terus bernyanyi hingga ia penuh uban
juga kereta kenangan yang kerap membawa kita pada
tempattempat dimana rindu sering datang berkunjung
kadangkadang memaksa,
sementara kita belum punya guci dan lemari
buat menyimpan memori.

(2)
aku membelikan untuk mu sebuah puisi
bisa kamu pakai untuk mengurung percakapanpercakapan
yang kamu anggap terbaik, paling estetik.

sebelum kamu pergi, kamu mengisi seekor ikan koi
dan hiasan di puisi itu, ini agar puisi mu selalu basah
kau mengucapnya tiga kali sebelum mengecap
udara malam yang perlahan dipenuhi bau dupa

sesuatu tengah terbakar.
semoga bukan memori  yang berencana ingkar.


08022012

Kunang-Kunang dalam Kubah

malam tidak menyisakan apaapa selain udara yang pecah
berkepingkeping dan pasrah
air danau memain-mainkan lukisan masjid tua
yang timbul tenggelam dalam temaram
bagai subuh yang belum menjumpai azan pertama

rumput begitu basah
menikmati sujud yang belum selesai
sementara embun perlahanlahan rontok
dari kubah langit yang dipenuhi kunangkunang

kunang
kunang
kenang
pohonpohon larut dalam zikir yang silih
malam masih hitam. masih bersih.


Danau Unhas, 15022012