aku melihatmu dalam segala bila
dalam setiap penjuru jalan pulang
di kilometer sekian, aku rehat, menanggal letih
menjumlah jarak: masih terlalu dekat dari sepi
di saku ranselku ada sebuah buku, fisika yang dirajut filsafat
aku benci dua tema itu, ah, sebenarnya
tapi dua tema itu kerap bercerita ke aku
tetang relativitas, konsep semesta, waktu;jarak;ruang;massa
buku itu bercerita dengan bahasa angka
bagaimana bisa aku menerka. aku benci angka.
cuma, ada catatan kecil di awal buku kecil itu
sebuah prolog
jarak adalah relatif
cahaya itu absolut.
maka aku tersenyum dan memulai perjalanan ini
pulang, menjemput kembali hati.
buku itu tetap lelap di maqamnya
aku tidak suka angka, filsafat, apalagi fisika
aku tak habis fikir, bahasa apa yang ditata dari angka
padahal ini cuma masalah sederhana:
bagiku, jarak adalah perjuangan
dirimu itu absolut.
Makassar, 031010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar